“Keamanan dan manfaat sebuah vaksin sudah melalui berbagai tahapan uji klinis, mulai uji klinis tahap 1, 2, 3 dan 4 termasuk vaksin Covid-19 yang melibatkan jutaan orang, sampai dikeluarkannya izin edar. Dan pemantauan terhadap keamanan vaksin masih terus dilakukan setelah vaksin beredar,” kata Hinky dalam keterangan resmi dikutip Sabtu (4/5/2024).
Kemudian Badan Pengawasan dan Obat Makanan (BPOM) juga ikut menanggapi perihal soal efek samping vaksin AstraZeneca yang disebut menimbulkan penyakit langka (TTS).
Terdapat 5 poin BPOM. Satu di antaranya mengatakan tidak terdapat laporan kejadian soal efek samping dari vaksin tersebut di Indonesia.
Pertama, manfaat pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca lebih besar daripada risiko efek samping yang ditimbulkan.
Kedua, hingga April 2024 tak terdapat laporan kejadian terkait keamanan termasuk kejadian TTS di Indonesia yang berhubungan dengan vaksin Coivd-19 AstraZeneca.
Ketiga, hasil kajian WHO menunjukkan kejadian TTS yang berhubungan dengan vaksin Covid-19 AstraZeneca dikategorikan sebagai sangat jarang/very rare (kurang dari 1 kasus dalam 10.000 kejadian).
Keempat, kejadian TTS yang sangat jarang tersebut terjadi pada periode 4 sampai dengan 42 hari setelah pemberian dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca. Apabila terjadi di luar periode tersebut, maka kejadian TTS tidak terkait dengan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca.
Kelima, pemantauan terhadap keamanan vaksin Covid-19 AstraZeneca masih terus dilaksanakan dalam bentuk surveilans rutin selama penggunaan vaksin ini dalam program imunisasi.
Apa itu TTS?
Melansir dari Health Direct, TTS merupakan sindrom sangat langka yang bisa terjadi ketika seseorang mengalami pembekuan darah yang dapat mengurangi aliran darah normal di pembuluh darah pada penyakit ini (trombosis).
Untuk (Trombisitopenia) kondisi kurang normal atau belum cukup trombosit dalam darah.
Efek Samping atau bagian tubuh yang terkena:
Disebutkan risiko TTS akan cenderung sangat tinggi pada orang yang berusia kurangd dari 60 tahun. Berikut penggumpalan darah yang terjadi di berbagai tubuh.
Otak (trombosis sinus vena serebral, atau CVST)
Perut (trombosis vena splanknikus)
Paru-paru (emboli paru-paru)
Vena ekstremitas (trombosis vena dalam DVT
Arteri (trombosis arteri)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan