Jakarta, ERANASIONAL.COM – Saat ini pemerintah gencar memberantas judi online Sejumlah akses judi online diduga kuat berasal dari luar negeri, seperti Vietnam hingga Kamboja.
Ketua Satgas Pemberantasan Judi Online, Hadi Tjahjanto, tidak mau mengkonfirmasi negara-negara lain yang diduga jadi jalur akses judi online para pelaku di Indonesia. Tapi, Satgas akan menutup akses judi online ke luar negeri.
“Satgas nanti akan memutus jalur yang ke luar negeri, terutama adalah Net Access Provider, itu akan kita putus. Kalau Net Access Provider sudah kita putus, artinya apa, jalur untuk memberikan ruang bermain ini yang sudah tidak ada,” kata Hadi usai konferensi pers pengumuman Pansel Komisioner Kompolnas di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (21/6/2024).
Tak cuma itu, sejumlah rencana aksi sudah disusun untuk mempercepat pemberantasan judi online. Salah satunya menutup akses pembelian top up judi online berkedok game online di minimarket.
“Ini saya minta memang harus ditutup, kecuali pelayanan untuk telepon, seperti untuk alat komunikasi silakan. Kita tunggu nanti apakah trennya turun setelah kita melakukan tindakan tegas seperti itu,” ucap dia.
Selain itu, ada satgas akan memburu para penjual rekening online untuk judi online. Lalu, akan ada perampasan rekening dan uang yang terindikasi jadi tempat menyimpan uang judi online.
Sebelumnya, Satgas Pemberantasan Judi Online sudah menggelar rapat untuk membahas langkah awal pemberantasan judi online dalam waktu dekat. Terungkap, pelaku judi online pun ada yang masih anak-anak.
“Data demografi pemain judi online usia di bawah 10 tahun itu ada 2 persen dari pemain, totalnya 80 ribu yang terdeteksi,” kata Ketua Satgas Pemberantasan Judi Online, Hadi Tjahjanto, di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (19/6/2024).
Hadi melanjutkan, ada juga pelaku yang berusia 10-20 tahun berjumlah 11 persen persen atau kurang lebih 440 ribu. Lalu, usia 21-30 tahun ada 13 persen atau 520 ribu.
“Dan usia 30-50 tahun mencapai 40 persen atau 1.640.000. Usia di atas 50 tahun itu 34 persen, itu jumlahnya 1.350.000,” ucap Hadi.
“Ini rata-rata adalah kalangan menengah ke bawah yang jumlahnya 80 persen dari jumlah pemain 2,37 juta,” tambahnya.
Tinggalkan Balasan