Jakarta, ERANASIONAL.COM – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Hasyim Asy’ari dipecat dari jabatannya, Rabu 3 Juli 2024.

Dia dipecat karena terbukti melakukan perbuatan asusila kepada seorang perempuan anggota panitia pemilihan luar negeri (PPLN), Rabu 3 Juli 2024 lalu.

Sebelumnya juga kasus serupa terjadi di Universitas Hasanuddin (Unhas) yang dilakukan oleh Direktur Fisip yang melakukan pelecehan terhadap 4 orang mahasiswi semester akhir.

Menanggapi maraknya kasus kejahatan seksual yang dilakukan kaum intelektual, Sosiolog Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar, Anshar Aminullah, mengaku prihatin.

Menurut Anshar, perubahan sosial yang sangat kompleks yang terjadi dalam masyarakat, menghadirkan situasi yang membuat bergesernya norma agama dan nilai-nilai adat budaya ketimuran.

“Perilaku seks menyimpang seperti pelecehan seksual kepada wanita remaja maupun dewasa yang beberapa tahun terakhir ini kerap melibatkan oknum dengan tingkat pendidikan yang tergolong tinggi, juga melibatkan oknum pejabat dikalangan elit politik kita, ini memang sangat kita sayangkan,”kata pria yang saat ini sedang menyelesaikan pendidikan Doktornya di Universitas Indonesia (UI).

Anshar mengatakan, di saat posisi mereka seyogyanya menjadi panutan, serta memberikan pencerahan namun karena khilaf berlebih sehingga mereka terjebak melakukan tindakan asusila tersebut.

Jika di lingkup akademik ada aktivitas konsultasi antara pembimbing dan yang dibimbing, dan di lingkup organisasi atau kelembagaan ada aktivitas koordinasi.

Kedua aktivitas di atas memang berpotensi terjadi pelecehan jika yang membimbing dan yang ditempati berkoordinasi itu memang memiliki niat-niat buruk di luar dari tugas mereka.

Apalaagi si perempuannya yang dalam posisi punya kepentingan yang sulit dihindari terhadap pembimbingnya atau yang ditempati berkoordinasi.

“Dengan viralnya kasus pelecehan seksual ini berbagai media baik media sosial maupun media online serta pembahasan serupa di group-group WhatApp, ini akan menjadi sanksi sosial sekaligus efek jera bagi para pelaku,”tuturnya.

“Rasa malu serta tekanan sosial yang berimbas ke psikis mereka juga secara langsung akan sangat dirasakan oleh keluarga terdekat para pelaku,”sambungnya.

Anshar prihatin dan menyayangkan jika pada akhirnya keluarga juga akan terimbas efek domino pasca pelecehan tersebut.

Namun kata dia, ini menjadi konsekwensi yang amat sulit dihindari di era digital saat ini.

“Kita berharap pertimbangan efek tekanan psikis dan rasa malu dari keluarga jika terjebak melakukan akan menjadi pengingat terbaik agar menghindari perbuatan amoral tersebut,”harap Anshar.

Menurutnya aspek penguatan sisi riligius dalam diri pribadi juga menjadi hal yang wajib dilakukan.

“Dengan keimanan yang baik pasti semakin memudahkan untuk menghindari perilaku sosial menyimpang atau amoral dalam masyarakat kita ini,”pungkas Anshar. []