Jakarta, ERANASIONAL.COM – Direktur Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Danang Girindrawardana mengatakan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir tahun.

Hal ini karena deindustrialisasi yang terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan.

Dia menyebutkan, saat ini saja di beberapa sektor industri sudah mulai melakukan PHK dengan jumlah yang tidak sedikit.

“PHK besar-besaran pasti terjadi, menyusul fenomena deindustrialisasi ini,” kata dia dikutip dari Media Indonesia, Senin (5/8/2024).

Menurutnya, deindustrialisasi yang terjadi sudah memasuki level darurat. Harus ada upaya serius pemerintah untuk mengatasi hal ini dengan dukungan kebijakan yang tepat bagi dunia industri.

“Sebenarnya, Indonesia sudah mengalami deindustrialisasi 10 tahun terakhir ini. 2024 level lebih berbahaya, dan menuju pada tahap status darurat manufaktur,” jelas dia.

Lebih lanjut, Danang mengatakan saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tertolong oleh produk komoditas, CPO atau hasil tambang mineral. Pertumbuhan ekonomi memang relatif baik tapi kontribusi dari sektor manufaktur masih minum.

“Jadi, meskipun pertumbuhan ekonomi relatif baik, namun kontribusi sektor manufaktur kita menurun, terutama di industri padat karya, seperti tekstil, garment dan sepatu. Angka PMI kita juga menurun, menunjukkan geliat industri merendah,” tutur dia.

Danang menyebut, kenaikan harga-harga konsumen juga menunjukkan gagalnya pemerintah mempertahankan swasembada produksi dengan ekosistem domestiknya.

Komponen-komponen impor yang mengandung transaksi berbasis nilai tukar USD juga semakin melemahkan sektor manufaktur, terutama di industri farmasi dan bahan baku industri olahan.