Data dari Kementerian Kesehatan Gaza menunjukkan bahwa hingga Rabu lalu, hampir 40.000 warga Palestina tewas dan lebih dari 92.000 lainnya luka-luka.

Bahkan, 115 bayi dilaporkan meninggal akibat kelaparan dan malnutrisi sejak awal perang.

Gempuran Israel ke Gaza menarik perhatian dan kecaman internasional.

Mahkamah Internasional menuduh Israel melakukan genosida dan memerintahkan penghentian operasi militer, terutama di Kota Rafah, yang menjadi tempat berlindung lebih dari satu juta warga Palestina sebelum invasi terjadi pada 6 Mei lalu.

Namun, hingga kini, Israel masih melanjutkan serangannya, meskipun Dewan Keamanan PBB telah menyerukan gencatan senjata segera.

Setelah lebih dari 10 bulan perang, Gaza kini berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

Blokade ketat yang diterapkan Israel membuat wilayah ini kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Sementara itu, sebagian besar wilayah Gaza hancur lebur akibat serangan yang terus berlangsung, meninggalkan warga sipil dalam kondisi yang penuh dengan ketidakpastian.

Perang di Gaza telah menciptakan bencana kemanusiaan yang luar biasa.

Menurut pakar, konflik ini sudah termasuk dalam daftar lima besar konflik paling mematikan di abad ini, terutama jika dilihat dari persentase jumlah korban dibandingkan dengan total populasi.

Dengan blokade yang masih berlangsung dan eskalasi yang tak kunjung mereda, masa depan Gaza dan warganya tampak semakin suram. []