Jakarta, ERANASIONAL.COM – Hacker yang menamakan dirinya Bjorka God User di forum dark web yang menjual 6 juta data Dirjen Pajak, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), menimbulkan keresahan di masyarakat terkait keamanan data pribadi mereka.

Menanggapi kasus tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan dirinya sudah meminta Direktur Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) dan seluruh pihak terkait di Kementerian Keuangan untuk melakukan evaluasi terhadap persoalan dugaan kebocoran data tersebut.

“Nanti akan disampaikan penjelasannya ya oleh pak Dirjen Pajak dan tim IT (information and technology),” kata Sri Mulyani, dikutip Jumat (20/9/2024).

Dalam kesempatan berbeda, Dirjen Pajak Suryo Utomo mengatakan pihaknya sedang mendalami kasus tersebut, dan ke depan informasinya akan segera diperbarui setelah Ditjen Pajak memeriksa dan meneliti dugaan kebocoran data tersebut.

“Tadi kan, ibu sudah instruksikan. Kami dalami dulu, nanti aku update lagi ya, kita cek dulu, kita teliti dulu,” tutur Suryo.

Dari penelusuran kasus dugaan kebocoran data Ditjen Pajak, terdapat nomor pokok wajib pajak (NPWP) Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka (putra sulung Jokowi dan Wapres Terpilih), Kaesang Pangarep (putra bungsu Jokowi, Ketua Umum PSI). Terduga peretas menawarkan harga US$10.000 atau sekitar Rp150 juta.

“Dalam sampel Anda akan menemukan informasi pribadi tentang Presiden Indonesia dan putra-putranya yang pandir, serta pejabat di Kementerian Keuangan dan lainnya,” tulis Bjorka God User, yang punya reputasi baik dan mulai aktif di forum pada bulan Juni 2023.

Penawaran data yang diduga dimiliki Bjorka God User berisi nama, NIK, NPWP, Alamat, Email, Kontak Ponsel, Identitas Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kanwil, Jenis Wajib Pajak (WP), Status Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Ukuran data keseluruhan mencapai 2 Giga Byte (GB), dengan data kompresi mencapai 500 Mega Byte (MB). Hal yang lantas juga disampaikan oleh Teguh Aprianto yang merupakan pendiri Ethical Hacker Indonesia di akun media sosialnya.

FalconFeeds, sebuah platform jasa intelijen keamanan data, yang kerap rutin mengunggah kebocoran data, juga memberi perhatian atas kasus ini. FalconFeeds menyatakan bahwa belum dapat dipastikan bahwa klaim data yang dimiliki anggota di BreachForum ini valid.