Makassar, ERANASIONAL.COM – Sebanyak 140 mantan anggota Jemaah Islamiah (JI) di wilayah Sulawesi ikrar kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ikrar sumpah kembali ke NKRI berlangsung di gedung BPSDM Provinsi Sulsel, Jalan Sultan Alauddin, Kecamatan Tamalate Kota Makassar, Minggu 27 Oktober 2024.
Kapolda Sulsel, Irjen Pol. Yudhiawan mengatakan, pembubaran dan ikrar Jemaah Islamiah kembali ke pangkuan ibu pertiwi ini cukup menggembirakan.
“Ini hal yang menggembirakan kita semua, bahwa mereka adalah saudara kita yang kembali ke pangkuan ibu pertiwi yaitu dengan membubarkan diri,”ujar Yudhiawan.

Yudhiawan mengapresiasi Densus 88 anti teror dan Satgas prentif, baik dari Sulsel , Sulteng, Sultra, dan juga Pemprov Sulsel yang sudah memberikan dukungan dan fasilitasnya termasuk kepada pimpinan Jemaah Islamiyah dan seluruh eks Jemaah Islamiyah.
“Kami terbuka untuk melakukan komunikasi dan pembinaan berkelanjutan dengan saudara-saudara kita eks JI, guna menjaga ketertiban wilayah Sulsel terutama menjelang Pilkada,”jelasnya.
Yudhiawan mengimbau kepada semua eks anggota JI untuk aktif berperan dalam pelaksanaan Pilkada di Sulsel agar berlangsung kondusif dan aman.
“Saya mengajak seluruh elemen masyarakat Sulsel, untuk bergandengan tangan bekerja sama menjaga situasi Kamtibmas serta menghilangkan paham-paham inteloranisme, radikalisme dan terorisme, agar semua Aman dan kondusif,”ajaknya.
Diketahui ikrar kembali ke pangkuan NKRI ini ditandai dengan penyerahan senjata api dari mantan anggota JI ke pihak kepolisian.
“Senjata api itu merupakan bagian dari simbol -simbol perlawanan dan itu diserahkan secara simbolis jadi bukan mereka pakai, itu simbolis bahwa mereka kembali ke pangkuan NKRI,”pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Fatwa Jemaah Islamiah, Imtihan Syafii menambahkan, pembubaran dan ikrar kembali ke NKRI ini setelah pihaknya melakukan kajian mendalam.
“Kami dikumpulkan berdasarkan ilmu dan kami juga terus mengkaji dan alhamdulillah hasil kajian kami sampai pada kesimpulan kami harus membubarkan diri,”ujar Syafii.
Menurutnya apa yang mereka pilih kemarin, setelah di kaji banyak mendatangkan kemudharatan.
“Kami tidak ingin meneruskannya sebab yang kami lakukan sesuatu yang sebenarnya tidak diperkenankan dalam Islam,”tuturnya.
“Jujur kami dulu masih ada kekurangan tapi dengan bertambahnya ilmu, alhamudilliha Allah SWT menunjukkan kami semuanya,”sambungnya.
Dia mengaku banyak masyarakat masih belum percaya pembubaran JI ini, namun dia berharap masyarakat benar-benar percaya bahwa mereka memang sudah membubarkan diri.
“Bagi sebagian masyarakat sulit dipercaya ini benar ngak Jemaah Islamiah ini bubar, kok dalam waktu singkat, namun pada akhirnya bisa diterima oleh seluruh warga dari berbagai provinsi,”ucapnya.
“Kami semuanya berkumpul karena ilmu dan kita terus belajar sampai pada perbaikan ilmu yang terakhir maka itulah yang akhirnya membawa kita kepada pembubaran ini,”tambahnya.
Dia mengaku ke depannya akan terus menjalankan amal Islam dengan di ikat dalam satu ikatan, tidak akan mendatangkan kerusakan kepada seluruh warga Indonesia baik muslim maupun non muslim.
“Insya Allah kami jamin tidak dapat kemudaratan dari kegiatan kami, walaupun kegiatan kami sifatnya bukan berjemaah lagi. Itu masih didiskusikan lebih lanjut. Pada prinsipnya kami bubar dulu, selanjutnya kami komitmen akan terus menyebarkan ilmu ini dan mengamalkan sesuai dengan putuskan sebelumnya ini tidak mendatangkan kerusakan dan dalam bingkai NKRI,”tutupnya.
Sebagai informasi, rincian total Jemaah Islamiah (JI) asal Pulau Sulawesi yang kembali ke NKRI, yakni dari Sulawesi Tengah ada 13 orang, Sulawesi Barat satu orang, Sulawesi Selatan 108 orang dan Sulawesi Tenggara 18 orang. []
Tinggalkan Balasan