Penyakit TB tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga pada anak-anak. Namun, sering kali orang tua luput gejala TB pada anak, karena gejalanya tidak terlalu signifikan dibandingkan orang dewasa.
Berdasarkan catatan IDAI, kasus TB pada anak tahun 2021 sebanyak 42.187 ribu. Namun, pada 2022, kasus TB pada anak meningkat 200 persen menjadi 88.927 kasus. Angka ini sedikit berbeda dengan yang dilaporkan Kemenkes untuk kasus pada anak tahun 2022 sebanyak 100.726.
Ketua UKK Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dokter Rina Triasih, M.Med (Pead), PhD, SpA(K), menjelaskan, seorang anak yang terpapar TB tidak akan langsung menunjukkan gejala dalam waktu singkat. Bahkan, pada beberapa kasus, anak bisa menunjukkan gejala setelah 1-2 tahun.
“Sehingga kalau ada anak kontak dengan pasien TBC sekarang, bulan depan dia kondisinya baik-baik saja, belum tentu beberapa bulan kemudian atau tahun depan dia itu tidak sakit TBC. sehingga kita harus mewaspadai,” jelas dr. Rina. Penyakit TB umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa mengenai organ lain seperti selaput otak, usus, kelenjar getah bening, ginjal, tulang, dan kulit.
Penularan TB terjadi lewat udara dari seseorang yang mengidap penyakit ini ke orang-orang di sekitarnya. Dan penularannya melalui percikan air ludah pasien saat batuk, bicara, atau bersin tanpa menutup mulut dan hidung, atau tanpa menggunakan masker.
Tinggalkan Balasan