Jakarta, ERANASIONAL.COM – Terlapor kasus tudingan Ijazah Palsu Jokowi, Roy Suryo menyampaikan bahwa pihaknya akan merilis buku putih (white paper).
Buku tersebut berisi narasi ilmiah versi mereka terkait dengan polemik dugaan ijazah palsu Joko Widodo (Jokowi).
Buku tersebut kata Roy, akan dilaunching bertepatan pada tanggal 17 Agustus 2025 dan di klaim sebagai kado dari mereka untuk momentum 80 tahun HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Insya Allah kami bertiga akan memberi kado yang sangat indah pada peringatan 80 tahun usia kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2025 yang akan datang, yaitu sebuah white paper, sebuah buku ilmiah yang bertuliskan ijazah palsu Jokowi,” kata Roy dalam konferensi persnya di Jakarta, Senin (4/8/2025).

Ia mengklaim bahwa tiga orang yang terlibat dalam penulisan buku tersebut adalah dirinya, kemudian Rismon Hasiholan Sianipar, dan Tifauzia Tyassuma.
Mereka menuliskan berbagai catatan dari perspektif dan latar belakang keilmuan masing-masing.
“Buku ini sepanjang 500 halaman. Alhamdulillah sedang kami tulis dan sudah hampir mencapai 70 sekian persen,” ujarnya.
Dalam buku tersebut, Roy mengaku menuliskan soal berbagai perspektif hukum yang ada, termasuk UU ITE hingga keterbukaan informasi publik.
Hal ini menjadi landasan yuridis terkait tuduhan bahwa ijazah Jokowi palsu dan wajib dipublikasikan sebagai bentuk pertanggungjawaban konkret sebagai mantan pejabat publik, khususnya sebagai Presiden RI dua periode.
“Saya menuliskan mulai dari kisah ijazah palsu ini pertama kali dugaan masyarakat, kemudian penjelasan soal declaration of human right, penjelasan soal undang-undang Dasar 45, penjelasan soal undang-undang Keterbukaan Informasi Publik nomor 14 tahun 2008, penjelasan undang-undang ITE nomor 11 2008, 19/2016, nomor 1 tahun 2024, dan juga termasuk penjelasan soal undang-undang yang lain dan undang-undang khususnya,” terang Roy.
Sementara untuk Rismon Sianipar, menyampaikan bahwa koleganya itu akan menyumbangkan sperspektifnya kelimuannya di bidang teknologi informasi dan forensik digital.
“Doktor Rismon akan menuliskan detail soal analisis-analisis teknis yang jauh lebih detail, misalnya soal analisis red green blue (RGB), soal lintasan cap, kemudian image comparison, face recognition, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Kemudian untuk dr Tifa, Roy menyebut jika alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut akan menyumbangkan perspektifnya soal neurologi dan neuroscience.
“Dokter Tifa menuliskan dari sisi behavioral neuroscience-nya, semua itu akan menjadi satu buku yang insya Allah itu akan terbit dalam dua versi, akan terbit scara cetak, analog, dan juga akan terbit secara digital,” lanjut Roy.
Saat ini pun, buku tersebut masih dalam permohonan izin penerbitan ISBN (International Standard Book Number) dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) sebagai lembaga nasional yang ditunjuk oleh Badan ISBN Internasional.
Sehingga nantinya, buku berjudul “Ijazah Palsu Jokowi” tersebut pun diklaim akan diedarkan ke 25 negara.
“Insya Allah juga itu akan diterbitkan secara internasional oleh apa Pak Chris Komari selaku koordinator dari FDI, forum diaspora Indonesia dan akan diajarkan ke-25 negara di seluruh dunia,” tandasnya.
Terkait dengan buku tersebut, Roy menegaskan bahwa diriny bersama dua koleganya itu bakal bertanggung jawab penuh atas isi dan aktivitas peredaran buku soal ijazah palsu Jokowi itu.
Bahkan ia menantang pihak Jokowi untuk melakukan counter attack dengan balasan karya ilmiah jika tidak terima dengan isi dari buku yang bakal diterbitkannya itu.
“Kami bertanggung jawab penuh atas buku itu dan kami juga menantang kalau buku ilmiah jawab dengan ilmiah,” pungkasnya. []
Tinggalkan Balasan