Jakarta, ERANASIONAL.COM- Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Indra Exploitasia menyampaikan bahwa aren memiliki potensi besar sebagai sumber energi terbarukan dan ketahanan pangan nasional.

Dalam konteks program prioritas nasional Asta Cita kedua, khususnya kemandirian bangsa melalui swasesembada pangan, energi, dan air, pengembangan komoditas aren di kawasan hutan menjadi sangat strategis.

“Aren akan menjadi komoditas potensial untuk mendukung kemandirian pangan serta menjadi penghasil biodiesel atau sumber energi yang berkelanjutan,” ujar Indra dalam keterangan rilis yang diterima Eranasional di Jakarta, Selasa (02/09/2025).

Dia juga menyebutkn data Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan (SIMLUH) menunjukkan terdapat 335 Kelompok Tani Hutan yang mengelola komoditas aren dengan nilai transaksi ekonomi mencapai Rp 28,27 miliar hingga Agustus 2025. Capaian ini mencerminkan potensi ekonomi aren yang terus berkembang di tingkat masyarakat.

Dr. Willie Smits, Penasihat Utama Menteri Kehutanan, memaparkan aplikasi teknologi untuk identifikasi pohon induk aren unggul. Smits menekankan pentingnya penggunaan teknologi dalam proses seleksi pohon aren berkualitas tinggi untuk meningkatkan produktivitas.

“Teknik pemilihan pohon unggul aren menggunakan aplikasi digital dapat membantu penyuluh mengidentifikasi karakteristik terbaik dari pohon aren, mulai dari produktivitas nira hingga kualitas genetik,” papar Smits.

Peran Aren

Sementara itu, Andree Harahap, VP Business Development Pertamina New & Renewable Energy (PNRE), menyoroti peran aren dalam mendukung ketahanan energi nasional.

Harahap menjelaskan potensi pengembangan bioetanol dari aren sebagai alternatif energi terbarukan yang sejalan dengan target pemerintah mencapai campuran bioetanol 10 persen (E10) pada 2029.

“”Aren memiliki produktivitas tinggi dengan potensi menghasilkan 24 kiloliter bioetanol per hektare per tahun, jauh lebih tinggi dibandingkan sumber bioetanol lainnya seperti jagung atau singkong,” ungkap Harahap.

Dia mengatakan pertamina telah mengimplementasikan bioetanol sebagai campuran bahan bakar melalui produk Pertamax Green 95 yang mengandung 5 persen bioetanol.

Oleh sebab itu, dia juga mengklaim program ini telah diperluas ke 116 SPBU di berbagai wilayah dengan kapasitas produksi sekitar 30 ribu kiloliter per tahun.

“Pengembangan aren sebagai bahan baku bioetanol dinilai strategis karena tidak bersaing dengan komoditas pangan dan dapat tumbuh di lahan masyarakat lokal. Dengan luasan lahan aren sekitar 1,2 juta hektare, Indonesia berpotensi memproduksi 28,8 juta kiloliter bioetanol per tahun,” ujar Smith.

Kementerian Kehutanan mencatat saat ini terdapat 10.212 Penyuluh Kehutanan yang terdiri dari 3.300 Penyuluh Kehutanan Aparatur Sipil Negara, 6.029 Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat, dan 883 Penyuluh Kehutanan Swasta. Mereka menjadi ujung tombak dalam mendampingi masyarakat mengoptimalkan potensi aren di tingkat tapak.

Peningkatan kapasitas penyuluh kehutanan dalam pemanfaatan teknologi untuk pengembangan aren merupakan langkah strategis mewujudkan Forestry Human Excellence, yaitu sumber daya manusia kehutanan yang unggul, inovatif, adaptif, dan berdaya saing tinggi sehingga pembangunan kehutanan di tingkat tapak dapat berjalan efektif dan efisien. []