Eranasional.com – Anggota parlemen Ukraina, Oleksandra Ustinova mengecam Presiden AS Joe Biden yang menihilkan sanksi sektor energi kepada Rusia buntut invasinya ke Ukraina.

Ustinova menyebut Biden lebih peduli terhadap harga gas ketimbang orang-orang yang tewas dalam serangan Rusia.

Dilansir dari CNNIndonesia.com, Hal itu disampaikan Oleksandra Ustinova dalam sebuah dialog bersama CBS, MSNBC dan Fox News sebelum pidato kenegaraan Joe Biden menyoal sanksi yang akan diberikan kepada Rusia.

“Jadi, mari kita bicara jujur bahwa apakah Anda (Biden) peduli untuk membayar ekstra 50 sen untuk harga gas Anda atau berapa banyak orang yang meninggal di Ukraina,” katanya saat tampil di Fox News, dikutip dari Independent, Rabu (2/3).

“Saya mengerti bahwa harga gas Anda mungkin naik, tetapi [apakah] lebih buruk, mungkin tambahan 50 sen untuk membayar satu galon… lebih buruk daripada banyak nyawa di Ukraina? Kami harus jujur karena saat ini semua orang bermain politik,” ujarnya menegaskan seraya mengklaim publik akan bersedia membayar lebih dari 50 sen ekstra untuk satu galon gas. .

“Bahkan satu dolar, hanya untuk berhenti membunuh anak-anak di negara saya,” katanya.

Ustinova mengaku sangat terkejut melihat sanksi pemerintahan Biden dalam menanggapi invasi tidak termasuk dalam industri minyak atau gas alam Rusia.

Seperti diketahui, AS adalah salah satu pelanggan terbesar Rusia. Wakil penasihat keamanan nasional Gedung Putih Daleep Singh kemudian mengatakan bahwa minyak dan gas Rusia terhindar dari sanksi untuk menghindari “konsekuensi yang tidak diinginkan”.

“Karena kami dijanjikan bahwa jika tentara Rusia menginjak tanah Ukraina, kami akan mendapat tanggapan yang sangat baik,” katanya, mengacu pada jaminan keamanan yang dibuat oleh AS sebagai imbalan atas penyerahan senjata nuklir Ukraina pada 1990-an.

Ustinova mengatakan AS memang membantu Ukraina dengan senjata tetapi mereka masih membutuhkan dukungan politik dan militer yang lebih kuat, termasuk “zona larangan terbang”.

“Kami perlu melindungi bayi kami di Ukraina yang lahir di tempat perlindungan bom,” kata Ustinova, yang sedang hamil, sambil menangis.