Kader Partai Demokrat Cipta Panca Laksana, mendadak menyinggung Menteri Keuangan Sri Mulyani soal isi curhatannya terkait orang kaya yang sulit membayar
Foto dari kiri: Sri Mulyani dan Cipta Panca Laksana

JAKARTA, Eranasional.com – Kader Partai Demokrat Cipta Panca Laksana, mendadak menyinggung Menteri Keuangan Sri Mulyani soal isi curhatannya terkait orang kaya yang sulit membayar pajak.

“Makanya pajak untuk orang miskin makin beragam. Narik dari orang kaya susah kata Menkeu,” ujar Kader Partai Demokrat ini dikutip dari unggahan twitternya, @panca66 (11/1/2023).

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, penarikan pajak terhadap orang-orang kaya di Indonesia memang tak mudah dilakukan.

Hal itu lantaran aturan fringe benefit masih lemah. Terlihat dari banyaknya insentif atau belanja pajak (tax expenditure) yang justru dinikmati oleh orang-orang kaya atau wajib pajak orang pribadi (WP OP) dengan penghasilan tinggi.

Dituturkan Sri Mulyani, dalam lima tahun terakhir hanya 1,42 persen dari total WP OP yang melakukan pembayaran dengan tarif tertinggi yaitu 30 persen.

Selain itu, hanya 0,03 persen orang kaya atau wajib pajak berpenghasilan di atas Rp5 miliar yang melaporkan SPT Tahunannya.

Bahkan dirinya mencatat, pada 2016-2021, rata-rata tax expenditure PPh orang pribadi atas penghasilan yang didapatkan dalam bentuk natura mencapai Rp5,1 triliun

Di samping itu, jumlah tax bracket (pengelompokan penghasilan kena pajak/PKP) Indonesia yang hanya 4 lapis sehingga kurang menggambarkan progresivitas pengenaan pajak.

Jika dibandingkan, negara tetangga seperti Vietnam memiliki tujuh bracket, Thailand delapan bracket, Filipina tujuh bracket, dan Malaysia ada 11 bracket.

Hasilnya, lebih dari 50 persen dari tax expenditure PPh untuk orang pribadi dimanfaatkan oleh orang-orang kaya dalam bracket tertinggi yaitu mereka yang penghasilan kena pajak nya di atas Rp500 juta per tahun. **