Soal kasus positif yang akan lebih banyak karena pemeriksaan semakin besar, Ketua Gugus Tugas sampaikan memang semakin banyak diperiksa maka semakin banyak kasus yang terkonfirmasi seperti halnya di Jawa Timur.

“Karena jumlah PCR mesinnya sudah semakin banyak, kemudian kemampuan daerah untuk menjaring ODP dan OTG juga semakin besar, sehingga kasusnya meningkat. Tetapi yang kita harus perhatikan adalah jumlah ketersediaan rumah sakit, kemudian juga kasus kematian,” katanya.

Ketua Gugus Tugas mengaku telah mengimbau, diharapkan bagi yang telah sembuh bersedia untuk menyumbangkan plasmanya.

“Demikian juga di Jawa Timur, ada 699 pasien positif yang sudah sembuh, mereka sudah kembali ke masyarakat, ini juga kita imbau. Jadi semua warga negara kita, masyarakat kita, yang telah sembuh diharapkan bersedia untuk mendonorkan plasmanya kepada dinas-dinas kesehatan,” jelasnya.

Inilah, menurut Doni, bentuk gotong-royong yang dilakukan, obat belum ada, vaksin belum ada, jadi cara pengobatan yang telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan telah diakui juga oleh beberapa lembaga internasional menggunakan metode plasma konvalesen.

“Dan kita dorong terus supaya pakar kita, ahli-ahli kedokteran kita, ahli kesehatan kita semakin banyak yang memiliki kemampuan untuk terapi plasma ini,” terangnya. (red)