Gunung Merapi mengeluarkan awan panas.(Foto: Net)

Di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh 3 KM dan Sungai Gendol sejauh 5 KM. Sementara potensi lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 KM dari puncak.

“Perlu dicermati juga adanya hujan atau tidak. Kalau terjadi hujan mohon diantisipasi juga karena bisa terjadi aliran lahar yang membawa material awan panas,” kata Sugeng.

Sugeng mengatakan lembaganya saat ini belum merekomendasikan evakuasi warga. “Waspada dan tenang, yang penting itu. Terkait evakuasi, belum ada,” ujarnya.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan, rangkaian awan panas guguran terpantau terjadi Sabtu mulai pukul 12.12 WIB.

“Terkait kejadian tadi mulai pukul 12.12 WIB, berlangsung sampai sekarang. Adapun sampai pukul 16.00 WIB tadi sudah terjadi 24 kali. Sedangkan jaraknya sekitar 4 KM, masih kita konfirmasi. Saat ini ada tim yang sedang melakukan pengambilan data dengan drone di sekitar lokasi untuk memastikan jarak tersebut, juga luasannya, sehingga kita akan dapat volumenya,” kata dia.

Agus mengatakan, sebaran debu dilaporkan paling jauh mencapai Wonosobo. Hujan abu dominan mengarah ke sektor barat laut-utara dengan intensitas bervariasi. “Abu tersebar sampai ke wilayah Wonosobo, kira-kira jaraknya 33 KM (dari puncak Gunung Merapi). Memang jauhnya abu ini tidak berarti erupsinya sangat besar karena ini tergantung kekuatan angin juga,” kata dia.

Lanjut Agus, rentetan erupsi berupa awan panas guguran yang terjadi saat ini relatif cukup besar. Rentetan erupsi yang paling banyak dalam rangkaian fase erupsi Gunung Merapi dalam dua tahun terakhir terjadi pada 27 Januari 2021 yang menghasilkan 52 kali rentetan awan panas yang mengarah ke Kali Boyong. Sementara jangkauan awan panas guguran yang terjauh dalam dua tahun terakhir menembus 5 KM mengarah ke Kali Gendol.