Aktivitas vulkanik Merapi masih tinggi untuk saat ini, yaitu gempa vulkanik dalam 77 kejadian per hari, gempa vulkanik dangkal 1 kejadian per hari, gempa multiphase 6 kejadian per hari, dan gempa guguran 44 kejadian per hari. Deformasi terpantau cukup tinggi dengan kecepatan 0,5 centimeter per hari.
“Kalau kita melihat aktivitas guguran ini justru saat ini cenderung menurun, tiba-tiba terjadi rentetan awan panas. Kemungkinan prosesnya karena terjadi longsoran kubah lava,” kata Agus.
Badan Geologi melansir saat ini Gunung Merapi saat ini memiliki dua kubah lava, yakni kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah. Dari analisa foto udara tanggal 13 Januari 2023 perkiraan volume kubah lava barat daya sebesar 1.598.700 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.267.400 meter kubik.
Perhitungan model jika dua kubah tersebut runtuh secara masif akan menghasilkan awan panas sejauh maksimal 7 kilometer ke arah barat daya dan 5 kilometer ke arah selatan-tenggara.
Agus mengatakan, rentetan erupsi Gunung Merapi yang terjadi hari ini berasal dari runtuhnya kubah lava barat daya yang sebelum peristiwa guguran saat ini sudah berada dalam kondisi tidak stabil.
Agus mengatakan awan panas guguran yang terjadi saat ini masih berada di dalam daerah bahaya yang direkomendasikan Badan Geologi. “Masyarakat untuk tetap tenang karena aktivitas guguran awan panas yang terjadi masih berada di dalam daerah potensi bahaya yang kami rekomendasikan,” kata dia.
Agus mengatakan, Badan Geologi juga menerbitkan peringatan dini untuk keselamatan penerbangan atau VONA (Volcanic Observatory Notice for Aviation) dengan status Orange.
“Secara prosedur kalau ketinggian kolom erupsi mencapai 3 kilometer maka statusnya menjadi Orange. Nanti dari pihak bandara yang akan menerjemahkan hal ini dalam manajemen penerbangan,” ujarnya.
Tinggalkan Balasan