Kata Prabowo, ada kemungkinan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang diinisiasi oleh Gerindra dan PKB melebur menjadi satu dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diiniasi oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP.
“Tadi sudah disampaikan oleh Pak Presiden (Jokowi) sangat jelas. Kita tadi banyak membahas ke arahnya komitmen kebangsaan dan bagaimana menjamin keberlangsungan pembangunan. Jadi itu yang kita bicarakan,” kata Prabowo.
Prabowo menyebut ada frekuensi yang sama antara Gerindra, PKB, PAN, Golkar, dan PPP. Dia menekankan, kelima parpol ini sudah masuk “Tim Jokowi”.
“Ternyata ada kesamaan visi dan misi. Jadi kita merasa ada frekuensi yang sama. Ada kecocokan dan kalau dilihat, pimpinan partai kita semuanya masuk timnya Pak Jokowi, ya kan,” ucap Prabowo.
Prabowo lantas membuka kemungkinan dua koalisi ini untuk melebur menjadi satu. Menurutnya yang terpenting jalinan komunikasi di antara kedua koalisi ini semakin intens.
“Nanti kita lihat prosesnya. Terpenting komunikasi akan bertambah intens. Kita belum bicara soal ke arah capres-cawapres,” pungkas Prabowo.
Nasdem Pertanyakan Ketidakhadiran PDIP
Ketidakhadiran PDIP di acara Silaturahmi Ramadhan yang digelar di kantor DPP PAN, dipertanyakan Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali. Dia bertanya, apakah PDIP ditinggal oleh Jokowi dan parpol pemerintah lainnya, sehingga tidak diajak membicarakan wacana pembentukan Koalisi Besar.
“Kalau memang partai-partai ini bergabung, berarti PDIP ditinggal dong,” ujar Ali, Minggu (2/4/2023).
Meski begitu, menurut Ali, PDIP tetap bisa mencalonkan capresnya sendiri tanpa harus berkoalisi dengan parpol lain, karena PDIP menjadi satu-satunya parpol yang memenuhi persyaratan presidential threshold (PT).
“PDIP kan bisa mencalonkan sendiri capresnya, karena memenuhi persyaratan,” tuturnya.
Tinggalkan Balasan