Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais. (Foto: Istimewa)

Amien memberikan pujian kepada mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana yang “membocorkan” putusan MK soal sistem Pemilu 2024 kembali mencoblos gambar partai. Menurut dia, kepakaran Denny Indrayana dalam dunia hukum tidak perlu diragukan lagi.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko juga tidak luput dari sindiran Amien rais. Katanya, pengajuan Peninjauan Kembali (PK) Moeldoko terkait kepengurusan Partai Demokrat yang kini dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), pasti atas sepengetahuan dan seizin Jokowi.

“Pasti semua itu sepengetahuan dan seizin Jokowi,” tegas Amien Rais.

Puncaknya, Amien Rais mengkritik pernyataan Jokowi yang ingin cawe-cawe di Pilpres 2024. Menurut dia, sikap Jokowi itu sebuah logika tanpa etika.

“Istilah cawe-cawe dalam bahasa Jawa berarti mencampuri urusan orang lain yang bukan haknya, dan sifat campur tangan dalam istilah cawe-cawe itu ringan saja. Saya lihat Jokowi bukan lagi sekedar cawe-cawe tetapi intervensi langsung dengan mengerahkan semua resources yang ia miliki secara ugal-ugalan, seluruh aparat di bawah kendalinya, dikerahkan untuk mencapai target politiknya,” kata Amien Rais.

Ia menilai, Jokowi memiliki target sehingga ingin cawe-cawe di Pilpres 2024, yaitu melindungi keselamatan diri dan keluarganya agar korupsi anak-anak dan menantunya serta orang-orang terdekatnya tidak dibawa ke ranah hukum.

“Jadi dia perlu presiden yang bisa melindunginya. Itu maunya dia,” imbuhnya.

“Kedua, supaya kebijakan politiknya yang menjadikan Indonesia jadi subordinate Beijing tetap diteruskan. Jangan sampai Pakde Xi Jinping, Pakde besar, menjadi murka pada Pakde Kecil, Pak Jokowi, karena rencana pencaplokan Indonesia secara perlahan oleh RRC menjadi sulit atau terhambat. Jangan sampai terjadi. Itu versi Xi Jinping besar,” sambungnya.