Ilustrasi pemungutan suara Pemilu 2024. (Foto: Shutterstock)

JAKARTA, Eranasional.com – Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai jika sistem pemilu di Indonesia masih seperti sekarang ini, maka presiden ke depan berasal atau berlatar belakang dari kalangan tertentu saja.

“Kalau begini terus, sistem Pilpres kita seperti ini, yang jadi presiden adalah orang Jawa,” kata Adi Prayitno dalam sebuah diskusi, Rabu (12/7/2023).

Dia membandingkan Pilpres di Amerika Serikat, yang dihitung bukan one man one vote.

“Kalau di kita masih rezim one man one vote, yang ilmunya sampai sidratulmuntaha, gagasannya besar, karena bukan orang Jawa sulit jadi Presiden,” ujarnya.

Pleh sebab itu, kata Adi, sistem politik yang selama ini digunakan perlu diubah. Namun, dia meragukan akan ada pihak yang maun mengubah sistem politik yang sudah berjalan saat ini.

“Problemnya, enggak ada yang mau ngerubah sistem politik yang sekarang, terutama capres-capres yang dari Jawa, yang punya kemewahan menikmati insentif elektoral dari pemilih Jawa,” ucap Adi.

“Saya enggak terlampau yakin dengan partai-partai nonparlemen, yang kecil menengah, kalau mereka menang dan berkuasa apakah akan menghilangkan threshold. Saya enggak yakin,” pungkasnya.