Untuk mengantisipasi hal itu, Bawaslu juga sudah mempersiapkan sejumlah strategi.

Pertama, melakukan patroli pengawasan yang dilakukan oleh seluruh jajaran pengawas pemilu di seluruh level.

Kedua, memastikan ada patroli cyber yang bekerja 1×24 jam di masa tenang ini, untuk memastikan tidak ada yang dilanggar berkenaan dengan aktivitas yang sedang berjalan.

Ketiga, Bawaslu memastikan patroli cyber ini menyasar seluruh media sosial yang terdaftar di KPU, untuk memastikan media sosial ini telah ditutup.

“Sehingga seluruh informasi memang bisa membuat terang benderang seluruh publik,” ujar Lolly.

Dalam konteks melakukan kerja terbaik pengawasan pemilu, Bawaslu juga mengajak seluruh lapisan masyarakat agar bisa menjadi pengawas partisipatif, dalam penyelenggaraan Pemilu di 14 Februari 2024.

“Mari kita jadikan masa tenang ini masa yang benar-benar bisa digunakan, untuk merefleksikan calon pemimpin terbaik yang akan kita pilih,” ujarnya. (*)