Jakarta, ERANASIONAL.COM – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut total fertality rate (TFR) di Indonesia menurun menjadi 2,1 dari 2,7 dalam 10 tahun terakhir. Penurunan tersebut bisa mempengaruhi pertumbuhan penduduk.

Menurut Dependency ratio atau rasio ketergantungan, kata dia, semakin rendah maka bagus atau jumlah orang yang dibutuhkan untuk menanggung kehidupan orang. Misalnya, jika dependency rate 100 persen, artinya satu orang anak muda menanggung hidupnya.

“Sebenarnya kalau kita punya strategi secara menyeluruh untuk bisa jadi negara maju, ini fertility rate harus diatur karena memang data yang saya lihat, banyak sekarang menikahnya telat,” kata Budi di Jakarta Selatan, Jumat (8/3/2024).

Ia mencontohkan di Tiongkok yang pernah menerapkan kebijakan One Child Policy atau kebijakan memiliki satu anak. Kebijakan ini menyebabkan fertility rate turun.
“Sudah menikahnya telat, belum tentu mau punya anak,” ungkapnya.

Selain total fertality rate yang menurun, angka pernikahan di Indonesia juga menurun yang tentu saling berkaitan dengan fertality rate.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 angka perkawinan di Indonesia menurun hingga 2 juta. Yang tertinggi di Jawa Barat menyusut hingga 29 ribu. Kemudian, di Jawa Tengah menurun 21 ribu pernikahan, dan Jawa Timur 13 ribu pernikahan.

“Sebuah negara yang ingin menjadi negara maju harus mengetahui bagaimana cara mengatur fertility ratenya. Dengan begitu angka kesuburan tidak terlampau rendah dan jumlah masyarakat usia muda atau produktif tidak berkurang,” ungkapnya.