Jakarta, ERANASIONAL.COM – Pemerintah Ukraina membantah keras tuduhan Rusia yang menyebut Kyiv terlibat dalam “serangan teroris” yang terjadi di sebuah gedung konser Crocus City Hall di dekat Moskow, Rusia pada Jumat malam kemarin.

“Ukraina tentu saja tidak ada hubungannya dengan penembakan/ledakan di Balai Kota Crocus (Wilayah Moskow, Rusia). Itu sama sekali tidak masuk akal,” kata penasihat kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak dalam sebuah pernyataan di media sosial X.

Kelompok militan Islamic State (ISIS) mengeklaim bertanggung jawab atas serangan di Crocus City Hall.
Menggarisbawahi bahwa Kyiv telah berperang dengan Moskow selama lebih dari dua tahun, dan bahwa perang Rusia-Ukraina akan diputuskan “hanya di medan perang,” Podolyak mengatakan “serangan teroris tidak menyelesaikan masalah apa pun.”

Mengutip dari Anadolu Agency, Sabtu, 23 Maret 2024, Podolyak lebih lanjut mengatakan bahwa Ukraina tidak pernah menggunakan metode teroris, dan bahwa pemerintahnya telah mendengar peringatan publik dari kedutaan asing di Moskow tentang kemungkinan insiden semacam itu, jauh sebelum terjadinya penembakan di Crocus City Hall.

“Tidak ada keraguan sedikit pun bahwa peristiwa di pinggiran kota Moskow akan berkontribusi pada peningkatan tajam propaganda militer, percepatan militerisasi, perluasan mobilisasi, dan pada akhirnya, peningkatan perang. Dan juga untuk membenarkan serangan genosida yang nyata terhadap penduduk sipil Ukraina,” tambahnya.
Perluasan Perang.

Dalam pernyataan terpisah, Intelijen Pertahanan Ukraina (HUR) mengeklaim penembakan di Moskow sebagai “provokasi yang direncanakan dan disengaja oleh dinas khusus Rusia” atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Tujuannya adalah untuk membenarkan serangan yang lebih keras terhadap Ukraina dan mobilisasi total di Rusia. Eksekusi publik terhadap orang-orang di Moskow harus dipahami sebagai ancaman Putin terhadap eskalasi dan perluasan perang yang lebih besar,” sebut HUR melalui Telegram.