Moeldoko mencatat, berdasarkan data sensus pertanian dari Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini 70% lebih petani Indonesia berusia di atas 43 tahun, dengan hanya 2,14 % yang tergolong dalam kategori muda atau Gen Z.

Situasi tersebut dinilai urgent untuk menambah urgensi untuk mempromosikan regenerasi di kalangan muda demi memastikan ketahanan pangan nasional.

“Program regenerasi petani ini akan melibatkan sejumlah pemangku kepentingan lintas kementerian, lembaga, organisasi kepemudaan pramuka, perusahaan-perusahaan BUMN, Organisasi Pangan Dunia (FAO), serta Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI),” dorong Moeldoko.

Moeldoko berharap, KSP bisa menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan petani muda yang terampil dan berwawasan luas.

Senada dengan itu, Dida Gardera selaku Deputi Bidang Pangan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan perwakilan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mengatakan, pihaknya telah mencapai konsensus mengenai kerjasama penguatan program regenerasi petani.

“Kemitraan ini akan mendinamisasi sektor pertanian dengan mengintegrasikan teknologi modern.

Kemenko Perekonomian mendukung penuh program regenerasi petani yang diinisiasi KSP,” jelas dia.

“Kami berencana mengembangkan platform kolaboratif yang akan menyatukan berbagai program dari pemangku kepentingan untuk sinergi yang lebih efektif,” imbuh Dida menandasi.