Jakarta, ERANASIONAL.COM – Emiten produsen sepatu PT Sepatu Bata Tbk (BATA) telah resmi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal terhadap 233 pekerja di Purwakarta, Jawa Barat.
Hal itu terjadi setelah manajemen BATA dan pekerja menyetujui besaran pesangon sebagai tanda pisah kedua dalam hubungan kerja hari ini.

“Sudah (selesai),” ungkap Ketua Pimpinan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Cabang Purwakarta, Alin Kosasih dikutip dari CNBC Indonesia, dikutip Jumat (10/5/2024).

Pada pertemuan hari Rabu lalu, disepakati uang kompensasi atau pesangon sebesar 1 kali Peraturan Menteri Tenaga Kerja (PMTK) atau setara dengan satu kali upah sebulan. Menurut Alin, pekerja BATA sudah setuju.

“Untuk pesangon yang telah diberikan nilainya 1 PMTK (1 kali upah sebulan),” lanjutnya.

Namun, Alin menyebut, belum ada kejelasan kapan pesangon akan dibayarkan kepada pekerja.

“Belum ada kejelasan untuk pembayaran,” ujarnya.

Sebagai catatan, karyawan atau buruh yang terdampak PHK berhak mendapatkan hak pesangonnya sesuai dengan ketentuan PMTK, yang kini mengacu pada Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003.

Apabila PHK terjadi karena alasan perusahaan tutup akibat mengalami kerugian selama 2 tahun terus menerus, atau akibat keadaan memaksa (force majeure), maka buruh berhak mendapatkan pesangon 1 x ketentuan Pasal 156 ayat (2), UPMK 1 x ketentuan Pasal 156 ayat (3), uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).

Jadi, apabila karyawan berhak atas 1 PMTK, berarti ia menerima hak atas PHK berupa pesangon sebesar 1 kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), 1 kali ketentuan uang penghargaan masa kerja dalam Pasal 156 ayat (3), dan uang penggantian hak sesuai Pasal 156 ayat (4).

Seperti diketahui, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) menutup pabriknya yang berlokasi di Purwakarta. Alasannya, perusahaan mengalami pembengkakan biaya operasional yang memberatkan hingga merugikan.