Lebih lanjut, Saleh pun mengkritik pernyataan Yudian yang menyebut Paskibraka itu simbol dari keberagaman. Tetapi dalam praktiknya, Saleh menilai Yudian menanamkan keseragaman dalam Paskibraka. Keseragaman itu, kata Saleh, menjadi kontroversial karena menyangkut pemakaian jilbab.
“Untuk sebagian orang, soal jilbab bukanlah hanya soal fashion. Tetapi ini lebih pada soal keyakinan dan iman. Kalau soal warna, itu boleh diseragamkan. Tetapi kalau isi hati dan jiwa, tentu akan sulit.” terangnya.
Kalaupun nanti pada saat upacara paskibraka sudah diperkenankan lagi memakai jilbab, Saleh tetap meminta Yudian bertanggung jawab. Dia menuturkan tindakan-tindakan seperti itu tidak boleh terjadi lagi ke depan.
“Soal urusan jilbab ini, janganlah terjadi di Indonesia. Kita harus menghormati dan bangga pada adik-adik berjilbab yang berprestasi. Mereka justru menunjukkan bahwa dengan berjilbab mereka tetap bisa berbakti,” tandas Saleh.
Kepala BPIP Yudian Wahyudi adalah mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Sebelum kebijakannya soal jilbab yang memicu kecaman besar-besaran, dia pernah menjadi kontroversi pada tahun 2020 atas pernyataannya: “musuh terbesar Pancasila adalah agama.”
Tinggalkan Balasan