Lakalantas menonjol pada 2024 ada 771 kasus, dan pada 2025 ada 739 kasus. Turun sebesar 4,15 persen. Korban meninggal dunia dari Lakalantas menonjol pada 2024 sebanyak 215 jiwa, sedangkan pada 2025 ada 201 jiwa. Turun sebesar 6,51 persen.
“Data ini bukan hanya statistik, tetapi nyawa yang terselamatkan. Ini adalah bukti bahwa keselamatan bisa dicapai jika kita bekerja bersama,” terang Agus.
Jenderal polisi bintang dua ini menjelaskan penurunan angka kecelakaan tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan hasil dari serangkaian strategi konkret dan program berkelanjutan yang dilakukan jajaran Polantas. Antara lain operasi penertiban terpadu, dengan personel Polantas turun langsung ke lapangan.
Program Humanis “Polantas Menyapa”, sebagai pendekatan komunikasi aktif kepada masyarakat. Penertiban Kendaraan Over Dimensi dan Over Load secara konsisten.

Penetapan Hari Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Nasional, sebagai momentum pengingat pentingnya budaya tertib berlalu lintas. Pelaksanaan Operasi Patuh 2025, yang tengah berjalan secara serentak dari 14-27 Juli di seluruh wilayah Indonesia.
Agus mengajak masyarakat untuk terus mendukung program-program keselamatan berlalu lintas dan meningkatkan kesadaran dalam berperilaku di jalan.
“Kami akan terus memperkuat langkah preventif dan edukatif, serta memastikan bahwa Polantas hadir sebagai pelayan dan pelindung masyarakat di jalan raya,” pungkas dia.
Tinggalkan Balasan