Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN, Surya Tjandra

Belitung – Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (Wamen ATR/Waka BPN), Surya Tjandra, menghadiri kegiatan Pembukaan Musyawarah Nasional II Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (Aspeksindo). Ia sekaligus menjadi pembicara kunci pada kegiatan yang mengusung tema “Membangun Indonesia dari Pinggiran”. Pembukaan Munas II ini diselenggarakan di Pendopo Pantai Tanjung Kelayang, Kabupaten Belitung, Jumat (08/10/2021) kemarin.

Wamen ATR/Waka BPN mengungkapkan sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar, Indonesia memiliki 111 pulau kecil terluar yang merupakan batas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Ketika kita melakukan negosiasi wilayah dengan negara tetangga, harus bisa menunjukkan bukti bahwa memang Indonesia ada di situ. Salah satu buktinya adalah dikeluarkannya sertipikat resmi dan yang mengeluarkan sertipikat hak atas tanah itu, kami dari Kementerian ATR/BPN,” ujar Surya Tjandra melalui keterangan pers, Senin (11/10)

Lebih lanjut, Wamen ATR/Waka BPN menceritakan pengalamannya di hadapan peserta Munas II Aspeksindo terkait kunjungannya ke beberapa pulau terluar dan wilayah pesisir. Mulai dari Pulau Karang Unarang di Kalimantan Utara, Pulau Pelampong di Kepulauan Riau, Pulau Mengkudu di Nusa Tenggara Timur, hingga Kampung Enggros di Jayapura, Papua.

“Jadi kita punya tantangan bagaimana bertemu dua rezim, yang satu rezim izin, satu lagi rezim hak. Ini persoalan kita, bukan persoalan luar negeri dan kita tuntaskan satu per satu. Jadi kebayang kerumitan birokrasi kita, bagaimana ego sektoral itu membuat peluang ini hilang. Bukan cuma peluang, tapi kita bisa kehilangan pulau cuma karena adanya ego sektoral. Jadi saya keliling ke sana ke sini hanya untuk mempercepat pengurangan ego sektoral dan memberikan hak kepada pulau terluar. Paling tidak kita sudah mulai bergerak ke arah situ,” jelas Surya Tjandra.

Wamen ATR/Waka BPN melanjutkan, dengan berkeliling ke pulau kecil terluar di Indonesia dan wilayah pesisir, ia menyimpulkan bahwa Indonesia tidak boleh lagi memunggungi laut. Ia berharap melalui forum Aspeksindo, di samping membangun ekonomi Indonesia melalui pinggiran, juga dapat mewujudkan pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengatakan bahwa Indonesia adalah poros maritim dunia.

Pada kesempatan ini juga, Wamen ATR/Waka BPN mengungkapkan tantangan utama yang sekaligus menjadi peluang bagi pembangunan wilayah pesisir dan pulau terluar. “Di sana ada persoalan antara kolektivitas dan individualitas. Masyarakat kolektif, haknya bagaimana? Apakah kita kasih kolektif atau individu? Ini terkait dengan kepastian hak, butuh keseimbangan yang tepat dan Ibu Bapak di sini yang paling paham di daerahnya, pasnya seperti apa,” ucap Surya Tjandra.

Tantangan lainnya adalah rezim hukum yang mengatur berbeda-beda. Menurut Surya Tjandra memang hal ini adalah persoalan yang membuat kerumitan sektoral dan ego-ego sektoral sehingga jadi penghambat pembangunan yang sedang dikerjakan. Dari terhambatnya pembangunan itulah, yang menyebabkan terjadinya kemiskinan absolut dan struktural masyarakat di wilayah pesisir dan pulau terluar.

Kemudian yang menjadi krusial, serta merupakan tantangan terakhir bagi pembangunan wilayah pesisir dan pulau terluar menurut Wamen ATR/Waka BPN ialah ketertarikan investasi yang semakin kuat ke daerah pesisir. Dalam hal ini menurutnya, di satu sisi menjadi peluang bagi investasi. Namun di sisi lain, jangan sampai masyarakat pesisir kehilangan gaya hidupnya, hanya karena pemerintah belum siap memberikan hak kepada mereka, menjamin masyarakat pesisir tinggal di wilayahnya.

“Nah hal-hal ini yang rasanya barangkali saya berharap mudah-mudahan Aspeksindo bisa memikirkan dengan sangat serius pembangunan wilayah pesisir dan pulau terluar di wilayah masing-masing anggota Aspeksindo. Kalau memang ada rencana dan strategi, Kementerian ATR/BPN siap membantu karena kita mau bersama-sama mengembalikan kejayaan nusantara ini yang aslinya seperti kata Bung Karno bahwa kita ini bangsa pelaut,” pungkas Surya Tjandra.