Foto: Gus Samsudin. 

JAKARTA, Eranasional.com- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur mengingatkan masyarakat tidak mudah percaya dengan praktik dukun dengan menggunakan nama Kiai dan Gus.

Menurut Fahrur, Kiai itu orang yang memiliki karomah atau kemuliaan. Sementara dukun itu menggunakan trik atau tipu muslihat.

“Kita harus selektif. Kita kan kadang dukun dikiaikan, itu salah. Jangan kiaikan dukun. Masyarakat mesti ditekankan bahwa kalau karomah itu tidak diobral-obral. Karomah itu diberikan kepada wali, kekasih Allah,” ujarnya dilansir laman resmi NU, Rabu 3 Agustus 2022.

Dia menjelaskan, orang dengan status kiai itu tidak akan menjadikannya sebagai konten. Sebab kiai itu kemuliaan langsung dari Allah. Berbeda dengan praktik dukun yang dibuat konten karena ada trik, sihir dan sulap.

Pernyataan Gus Fahrur ini, menanggapi viral-nya seseorang yang bernama Gus Samsudin yang sering membuat konten untuk memperlihatkan kelebihannya.

Kelemahan Gus Samsudin kemudian terbongkar ketika ditantang oleh Pesulap Merah, Marcel Radhival yang membongkar trik sulap Gus Samsudin.

Lanjut Gus Fahrur, bahwa karomah seseorang bisa dilihat dan dibuktikan bukan dari keanehan-keanehan yang dilakukan, tetapi ilmu dan amal.

Para kiai yang memiliki karomah, kata Gus Fahrur, adalah mereka yang mengikuti sunnah dan syariat.

“Ukurannya bukan aneh. Nabi tidak mengajari yang aneh-aneh. Mengajari shalat dan kebaikan. Tapi ukurannya Nabi. Kalau (perilaku) mereka tidak cocok dengan Nabi atau walaupun bisa terbang, tetap itu bukan wali,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Annur Bululawang, Malang, Jawa Timur itu.

Gus Fahrur menegaskan, karomah tidak mungkin keluar dari tangan sembarang orang.

Hal ini sebagaimana mukjizat yang hanya diberikan kepada Nabi Muhammad. Mukjizat yang dimiliki Nabi itu pun tidak diobral.

Hanya saja, pada kondisi-kondisi tertentu, Nabi membuktikan mukjizat itu sebagai karunia dari Allah yang di luar kemampuan akal manusia.

Itu pun sifatnya hanya untuk menguatkan kenabian. Sementara wali juga begitu, ada karomah.

” Syekh Abdul Qodir Al-Jailani pernah mengingatkan jangan kamu heran kalau ada orang bisa jalan di atas air atau terbang di angkasa, sebab burung bisa terbang dan ikan malah jalan di dalam air,” terang Gus Fahrur. (Fjr)