JAKARTA, Eranasional.com – Kasus cacar monyet atau monkeypox (mpox) saat ini sedang mewabah di beberapa wilayah Indonesia. DKI Jakarta menjadi wilayah terbanyak, yakni 28 kasus.

Lalu, bagaimana mengetahui gejala-gejala seseorang terkena cacar monyet, dan apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah cacar monyet?

Apa itu Cacar Monyet?

Dilansir dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox.

Virus cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam family Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar? dan virus cacar sapi.

Asal-usul Cacar Monyet

Cacar monyet pertama kali ditemukan pada 1958. Saat itu ditemukan wabah penyakit mirip cacar yang menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian.

Kasus cacar monyet pertama yang menginfeksi manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.

Sejak saat itu, kasus cacar monyet dilaporkan telah menginfeksi orang-orang di beberapa negara Afrika Tengah dan Barat lainnya, seperi Kamerun, Nigeria, Liberia, Gabon, Pantai Gading, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, dan Sierra Leone.

Penularan Cacar Monyet

Virus cacar monyet dapat menular ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi virus tersebut. Selain itu juga dapat melalui plasenta dari ibu hamil ke janin bayi.

Virus cacar monyet dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, ketika menangani atau memproses hewan buruan, atau melalui penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi.

Virus ini juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka pada orang yang terifeksi atau dengan bahan yang telah menyentuh cairan atau luka tubuh, seperti pakaian atau bahan.

Cacar monyet ditularkan pula dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, atau cairang tubuh penderita.

Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan, ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan.

Gejala dan Tanda Cacar Monyet

Pada manusia, gejala cacar monyet dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan mengalami kelelahan.

Perbedaan utama antara gejala cacar air dengan cacar monyet yaitu kalua cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati), sedangkan cacar air tidak.

Masa inkubasi cacar monyet biasanya berkisar dari 6 hingga 13 hari, tetapi dapat pula 5 hingga 21 hari.

Berikut gejala dan tanda cacar monyet:

Sakit kepala

Demam akut >38,5oC

Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)

Nyeri otot/Myalgia

Sakit punggung

Asthenia (kelemahan tubuh)

Lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh)

Dalam 1 sampai 3 hari (kadang-kadang lebih lama) setelah munculnya demam, penderita akan mengalami ruam, sering dimulai pada wajah kemudian menyebar ke bagian lain dari tubuh. Penyakit ini biasanya berlangsung selama 2−4 minggu.

Cara Pencegahan Cacar Monyet

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus cacar monyet. Apa saja?

– Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus, termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah di mana cacar monyet terjadi;

– Hindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit;

– Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi;

– Lakukan cuci tangan yang baik dan benar setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi;

– Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi, dan

– Memasak daging dengan benar dan matang. (*)