Ia menuturkan, anggaran yang diusulkan tersebut sudah mengacu pada asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) USD75-85 per barel dan kurs Rp15.300 sampai Rp16.000 per USD.

“Dengan asumsi ICP USD75-85 per barel dan kurs pada kisaran Rp15.300 sampai dengan Rp16 ribu per USD, inflasi sebesar 1,5-3,5 persen sesuai dengan KEM-PPKF (Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal) 2025 pada 6 Mei 2024,” jelas dia.

Selain itu, dengan asumsi tidak ada penyesuaian tarif listrik untuk golongan pelanggan subsidi.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman merinci target pelanggan subsidi yakni sebesar 41,08 juta, dengan penerima subsidi terbesar berasal dari kalangan rumah tangga yang menggunakan daya sebesar 450 VA, yakni sebesar 45,46–45,99 persen dengan perkiraan anggaran Rp38,18 triliun–Rp40,16 triliun.

Terdapat penerima subsidi berupa rumah tangga dengan daya sebesar 900 VA dengan anggaran subsidi sebesar Rp15,75 triliun-Rp16,68 triliun; bisnis kecil sebesar Rp9,39 triliun-Rp10,18 triliun; industri kecil Rp5,93 triliun-Rp6,51 triliun; pemerintah Rp0,36 triliun-Rp0,39 triliun; sosial Rp12,16 triliun-Rp13,08 triliun; dan lainnya sebesar Rp1,24 triliun-Rp1,34 triliun.