“Bahwa kami sudah meremajakan kurang lebih hampir 15 ribu hektar kelapa sawit milik rakyat. Semenjak dari tiga tahun lalu, untuk yang sekarang ini sudah berjalan dengan baik dan siap panen,” ujarnya melalui zoom virtual, Senin (28/6/2021)

Setelah itu, lanjut dikatakannya hasil dari sawti itu ada dua pilhan yang pertama memproduksi CPO, dan kedua produksi HIPO atau Industri Vegetable Oil tadi yang dikatakan sebagai minyak nabati dan nantinya akan diolah sebagai bensin sawit

“Uji coba pabrik HIPO sudah dilakukan dan berkerjasam dengan badan perkebunan kelapa sawit dan tenga kimia dari ITB. Sehingga ini akan melakukan sebaga menjadii embrio dari Program Strategis Nasional gaitu biofieul,” papar Bupati Muba

Lanjut ia menjelaskan pertama dari hulu ke hilir akan melakukan replanting terlebih dahulu jadi peremajaan sawit rakyat itu adalah merupakan program oertama yang dilakukan di Indonesia adalah di Kabupaten MUBA, dan pada waktu itu kita berpikir ini saatnya untuk melakukan peremajaan perkebunan sawit rakyat sehingga lebih ramah lingkungan.

“Mereka mempunya daya dukung lingkungan yang tinggi sesuai dengan ISCO, dan sesuai dengan kaidah good agriculture praticise sehingga hasilnya ini juga sawit yang ramah lingkungan,” sambungnya

Bupati Muba menambahkan sekaligus menjawab kepda dunia luar bahwa sawit Indonesia itu tidak seperti yang di cap oleh negara lain, sebagai sawit yang tidak ramah lingkungan.

Ia mengatakan kami melakukan peremajaan sawit rakyat replainting kurang lebih 15 ribu hektar dan juga sudah panen sekitar 4446 hektar hanya jangka waktu 28 bulan.

“Karena ini dengan bibit yang bagus, kami juga sudah menyiapkan kelembagaan rangkai pasok yaitu indeks vegetable oil yang tadi dikatakan bahwa inilah embrio dengan katalis merah putih menjadi bensin sawit,” tandasnya.

Reporter: Agung Nugroho