(FILES) In this file photo taken on July 19, 2021 This illustration photograph taken on July 19, 2021 in Istanbul shows a physical banknote and coin imitations of the Bitcoin crypto currency. – Bitcoin breached the $60,000 mark for the first time since April on October 15, 2021 growing hopes that US regulators will greenlight the first futures exchange-traded fund for the cryptocurrency. (Photo by Ozan KOSE / AFP)

Eranasional.com – Harga kripto bitcoin sempat anjlok hingga 17% dalam 24 jam terakhir, tetapi kini mulai stabil di bawah kisaran US$ 50.000.

Pagi ini, bitcoin melemah 1,12% ke US$ 48.818,62. Ethereum naik 0,57% ke US$ 4.139,88. XRP turun 6,25% ke US$ 0,79. Litecoin turun 7,76% ke US$ 152,3.

Sabtu lalu, bitcoin sempat anjlok ke US$ 43.000 dari US$ 57.000 pada hari Jumat.

Indikator utama Wall Street semuanya berakhir di zona merah pada perdagangan hari terakhir pekan lalu, di tengah melemahnya saham teknologi dan ketakutan akan varian baru omicron.

“Aset digital terkoreksi oleh risiko omicron dan ekspektasi dari the Federal Reserve yang akan melakukan tapering lebih cepat,” kata Martha Reyes, direktur riset di broker dan pertukaran aset digital Bequant, akhir pekan lalu.

Reyes mengatakan penurunan nilai bitcoin, yang memang rentan terhadap fluktuasi tajam, tidak sepenuhnya mengejutkan. Sejak akhir November 2021, bitcoin terjebak dalam fluktuasi, sementara beberapa investor ingin melepas investasinya.

COO ARK36.com Anto Paroian mengatakan tingkat harga saat ini tidak terduga. Hanya beberapa minggu setelah mata uang itu mencatat rekor US$ 68.363, lalu jatuh dan berulang kali gagal lagi melewati level US$ 60.000.

Kripto mulai jatuh karena investor melarikan diri ke obligasi pemerintah, sehingga mendorong imbal hasil (yield) 10 tahun lebih rendah. Ketika sentimen memburuk di saham teknologi, para investor juga mulai melepas kripto mereka.