Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bersama tokoh senior Partai Golkar Jusuf Kalla. (Foto: Ist)

JAKARTA, Eranasional.com – Sesepuh Partai Golkar Jusuf Kalla mengungkapkan untuk dapat menjadi Ketua Umum Partai Golkar modalnya sangat besar. Bisa mencapai Rp600 miliar.

JK menceritakan itu saat berbicara di seminar ‘Anak Muda untuk Politik’ di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (31/7).

Awalnya JK menceritakan proses dirinya berada di dunia politik. Dia menyebut apa yang didapatnya merupakan buah dari proses bertahap yang ia jalani.

“Saya berlatar belakang sebagai pengusaha, kemudian terjun ke dunia politik,” kata JK.

Ketika dirinya terpilih menjadi menteri, dirinya tidak lagi mengurusi usaha. Diserahkannya kepada adiknya.

“Saya kasih ke adik saya, diteruskan ke anak saya, kemudian hidup saya itu teratur,” ujarnya.

Selama menjadi pejabat negara, JK mengaku dirinya tidak pernah lompat-lompat. Segala proses dia lalui dengan perlahan-lahan.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bersama tokoh senior Partai Golkar Jusuf Kalla. (Foto: Ist)

Setelah itu JK menceritakan soal dirinya yang terpilih menjadi Ketua Umum Golkar lantaran memiliki posisi tertinggi di pemerintahan dibandingkan kader Golkar lainnya.

“Karena Golkar itu suka ketuanya itu pimpinan negara. Saat itu saya yang tertinggi,” ucapnya.

Untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar, JK menyebut dirinya tidak menghabiskan biaya yang besar, bahkan bisa dikatakan sangat minim. Berbeda dengan sekarang ini bisa menghabiskan ratusan miliar rupiah.

“Ongkos (untuk jadi Ketua Umum Golkar) saat itu hampir kecil sekali. Kalau sekarang, Anda mau jadi ketua Golkar jangan harap kalau Anda tidak punya modal Rp500-600 miliar,” ungkap JK.

Tak hanya Golkar, JK menyebut hampir semua partai mirip seperti yang apa yang dia katakan, kecuali pendirinya masih ada.

“Hampir semua partai seperti itu kecuali partai yang pendirinya masih ada seperti PDIP, Nasdem. Tapi kalau partai yang sudah go public, artinya pemilihannya, butuh biaya besar. Jadi, seperti itulah,” imbuhnya.

Untuk diketahui, di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), JK menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Dan, di era Presiden Megawati Soekarnoputri dirinya menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra).

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bersama tokoh senior Partai Golkar Jusuf Kalla. (Foto: Ist)

Setelah itu, JK menjabat sebagai Wakil Presiden selama dua periode yakni periode 2004-2009 berduet dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan periode 2014-2019 berpasangan dengan Joko Widodo (Jokowi). sementara dia terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2004-2009.