Pada Pilpres 2009, Megawati kembali mencalonkan diri sebagai capres berpasangan dengan Prabowo Subianto sebagai cawapres. Begitu juga dengan SBY yang kali ini berduet dengan Boediono. Kontestan lainnya JK-Wiranto. Hasilnya, SBY kembali terpilih sebagai Presiden RI.
Respon Partai Demokrat
Menanggapi ucapan Megawati Soekarnoputri, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Rachland Nashidik menegaskan kemenangan SBY pada Pilpres 2004 dan 2009 bukan faktor tampang.
“Kalau mau sedikit lebih serius membahas kekalahan Ibu Mega dari Pak SBY, penyebabnya bukan karena tampang, tapi pertama-tama perkara jenis kelamin,” kata Rachland, Minggu (25/6/2023).
Menurut dia, hal ini berkaitan dengan masyarakat Indonesia yang kala itu masih patriakis, yakni belum dapat menerima sosok perempuan sebagai pemimpin, meski banyak sosok perempuan yang mampu memimpin bangsa ini.
“Masyarakat patriakis di Indonesia masih lebih banyak yang belum bisa menerima perempuan menjadi Presiden. Padahal sebenarnya, makin ke sini, terbukti bukan saja makin banyak perempuan yang unggul, tapi juga mampu mengungguli laki-laki,” ujar Rachland.
Rachland pun memuji Megawati adalah seorang pendekar reformasi. Menurut dia, meski memimpin Indonesia dalam waktu singkat tapi lebih mampu menurunkan angka kemiskinan jika dibandingkan dengan kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dua periode atau 10 tahun.
“Kalau mau jujur, prestasi pemerintahannya, meski hanya singkat, sebenarnya melebihi prestasi Pak Jokowi, misalnya dalam menurunkan debt to equity ratio dan angka kemiskinan,” tukasnya.
Tinggalkan Balasan