Eranasional.com – Meningkatnya kasus terpapar Covid-19 dan lambannya beberapa kinerja menteri di Kabinet Indonesia Maju serta semakin parahnya sikap intoleransi belakangan ini dari pihak-pihak tertentu, Kornas-Jokowi selaku organisasi relawan turut Jokowi angkat bicara.
Menurut Ketua Umum Kornas-Jokowi, Abdul Havid Permana dalam merespon hal tersebut, pihaknya menilai perlu adanya perombakan di Kabinet Indonesia Maju.
“Pertama Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Djalil, hemat kami selama Pak Sofyan menjabat tidak ada perubahan yang signifikan, misalnya masih banyaknya masyarakat yang komplain dengan program sertifikat gratis dari pemerintah yang justru dimanfaatkan oleh oknum-oknum di bawahnya,” ujar Havid, dalam keterangan tertulis yang diterima Eranasional.com, pada Selasa (22/12/2020).
Selain itu lanjut Havid, Menteri Perindustrian juga perlu diganti, sebab kata dia, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan kurang memahami tupoksi, singkatnya kata Havid, mereka kurang perform dan gagap dalam menghadapi situasi Pandemi Covid-19.
“Contohnya, banyak pabrik yang berkaitan dengan industri besar gulung tikar,” tegas Havid.
Demikian juga lanjut Havid, Harusnya Menteri Perindustrian bisa memberikan solusi dan arahan kepada para pengusaha untuk dapat bertahan, sebab banyak pengusaha yang beralasan terdampak pandemi, padahal, sambung Havid, belum tentu sebuah pabrik industri merugi.
“Seharusnya dalam situasi pandemi seperti ini Menteri Perindustrian bisa memberikan solusi dan arahan, bagaimana pabrik bisa bertahan. Bukan malah mengurangi jumlah karyawan, yang justru berdampak kepada stabilitas perekonomian nasional,” tegas mantan aktivis pergerakan ini.
Sementara itu, menteri-menteri yang juga tak luput dari sorotan Kornas-Jokowi, menurut pihaknya yang tidak perform dan gagap dalam menghadapi situasi Pandemi, yakni Menteri Pariwisata, dan Menteri Komunikasi dan Informatika.
Havid juga menambahkan, selain situasi pandemi negara juga dihadapkan pada persoalan menguatkan Intoleran, misal kata Havid, ada beberapa kementerian yang lemah dalam menangani persoalan menguatnya intoleran itu, yaitu tegasnya, Menteri Agama dan Menteri Komunikasi dan Informasi.
Atau papar Havid, Menkominfo lemah dalam mengontrol informasi hoax yang mengancam persatuan dan keberagaman.“Nah… itu kan tugas pak Menkominfo dan Menag,” imbuh pria kelahiran Jakarta ini.
Hal serupa dalam menghadapi menguatnya intoleran, maka Ketua Umum Kornas-Jokowi mengusulkan salah satu solusinya untuk dibentuk nomenklatur baru, yakni, Kementerian Kebudayaan, Sebagai solusi dalam menghadapi intoleran, “harus menggunakan pendekatan kebudayaan. Maka hemat kami, kebudayaan harus setingkat lembaga atau kementerian, agar eksekusi program-program kebudayaan berjalan dengan maksimal,” bebernya.
Untuk itu, Kornas-Jokowi mengusulkan, nama-nama tokoh-tokoh relawan dan profesional muda yang cakap dan mumpuni sebagai berikut :
1. Budi Ari Setiadi, Ketua Umum Projo.
2. Hilmar Farid, Pendiri Relawan Penggerak Jakarta Baru,
3. Silmy Karim, Profesional Muda
4. Viktor Sirait, Ketum Bara-JP
5. Eko Sulistyo, Pembina Kornas-Jokowi
6. Osmar Tanjung, Sekjen PKP Berdikari
7. Ammarsjah Purba, Koordinator KAPT.
8. Dedy Mawardi, Sekjen Seknas-Jokowi.
9. Roy Maningkas, salah satu juga Pendiri Bara-JP.
10. Penel Barus, Pendiri Pusat Informasi Relawan.
“Kami harap pak presiden mempertimbangkan usulan relawan, karena menurut kami, relawan memiliki loyalitas yang sudah teruji selama ini dalam menjalankan dan mengawal visi-misi program presiden, sudah pasti mereka akan kawal hingga akhir masa tugas di kabinet Indonesia Maju,” pungkas Havid. (Nur Cahyono)
Tinggalkan Balasan