JAKARTA – Pidato Megawati Soekarnoputri di acara HUT ke-50 PDI Perjuangan (PDIP) menimbulkan banyak spekulasi politik. Salah satunya terkait isu gender yang diangkat dan disinyalir sebagai kode dukungan untuk Puan Maharani pada Pilpres 2024.
Menanggapi hal tersebut pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago, menyatakan isu gender yang diangkat Megawati belum tentu kode untuk Puan. “Belum tentu juga. Dukungan itu keberpihakan beliau kepada perempuan atau gender. Tapi apakah itu sinyal terhadap Mbak Puan? belum tentu juga,” kata Syarwi, Rabu (11/1/2023).
Lebih lanjut, Syarwi menyebut bahwa secara psikologis jika seorang ibu ingin anaknya maju sebagai calon presiden merupakan hal yang wajar. Namun, lain lagi jika secara matematika politik, pasalnya untuk dapat meraih kemenangan juga diperlukan perhitungan politik yang bukan saja berdasarkan suka tak suka kedekatan dan hubungan keluarga.
Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Voxpol itu menyebut isu gender ini merupakan bagian dari keberpihakan Megawati terhadap eksistensi perempuan untuk menjunjung ekualitas perempuan dalam pemerintahan.
“Itu kan bentuk keberpihakan Ibu Mega bagaimana mengakui menjaga eksistensi perempuan di dalam kancah politik nasional,” tuturnya.
Keberpihakan pada perempuan ini, kata Syarwi, juga ditunjukkan Megawati dalam pemilihan menteri-menteri perempuan seperti Sri Mulyani (menteri Keuangan), Retno Marsudi (menteri Luar Negeri), dan Tri Rismaharini (menteri Sosial)
Selain itu, menurut Syarwi, Megawati juga telah memberikan contoh bahwa beliau adalah pemimpin yang karismatik, dan pandai yang dapat dibanggakan dan menunjukkan kemampuan perempuan. **
Tinggalkan Balasan