JAKARTA, Eranasional.com – Ribut-ribut nama kandidat Calon Presiden 2024 dari PDI Perjuangan belum berakhir. Pasalnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri belum juga mengumumkan nama capres yang akan diusung partainya tahun 2024 mendatang.
Dengan demikian, PDIP masih berkutat di dua nama calon kandidat. Yaitu antara Ketua DPR RI Puan Maharani yang merupakan putri Megawati, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang elektabilitasnya dianggap lebih baik.
Bila Megawati disebut-sebut akan lebih memilih Puan daripada Ganjar, maka siapa yang bakal lebih dipilih Guntur Soekarnoputra yang notabene kakak Megawati?
“Puan Maharani atau Ganjar Pranowo?” tanya Azizah Hanum, seperti dikutip dari potongan video program Point of View yang ditayangkan di SCTV, Kamis (12/1/2023).
“Ganjar,” jawab Guntur tanpa basa-basi. Tentu saja jawaban ini sangat mencuri perhatian karena Puan merupakan keponakan dari Guntur.
Lantas apa alasan pria yang akrab disapat Mas Tok ini sehingga lebih memilih Ganjar? Tanpa basa-basi pula Guntur menegaskan bahwa pemimpin Indonesia tidak selalu harus dari keturunan ayahnya, Soekarno.
“Yang jadi presiden tidak harus keluarganya Bung Karno,” tegas Guntur, yang dapat disaksikan lebih lengkap di program Point of View SCTV yang akan tayang pada Minggu (15/1/2023).
Namun pernyataan Guntur ini tentu kembali mengingatkan publik dengan pernyataannya yang pernah viral beberapa bulan lalu. Lewat program wawancara di kanal YouTube Tribunnews, Guntur juga pernah menegaskan hal yang sama.
Menurut anak sulung Presiden ke-1 Soekarno ini, semua orang di Indonesia mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk menjadi presiden.
“Kalau menurut saya pemimpin politik nasional, dan hal ini presiden, ya tidak harus keluarga Bung Karno. Karena apa? Orang lain punya kesempatan yang sama dan mereka berhak, enggak bisa kita halangi, enggak boleh,” tutur Guntur, Selasa (30/8/2022).
Di sisi lain, Megawati belum menentukan Capres 2024 yang akan diusung partainya. Namun publik ramai menduga Puan lah yang akan dipilih untuk menjaga trah Soekarno.
Tinggalkan Balasan