JAKARTA, Eranasional.com – Belum disepakatinya cawapres yang mendampingi Anies Baswedan memunculkan kekhawatiran dari partai pengusungnya. Koalisi Perubahan terancam bubar.
Kekhawatiran Partai Demokrat itu muncul lantaran adanya perdebatan mengenai sosok cawapres pendamping Anies yang hingga kini belum disepakati oleh partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan.
Melalui unggahan di Twitter @jansen_jsp, Wakil Sekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon meminta Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali, menahan diri saat bicara soal bakal cawapres untuk mendampingi Anies Baswedan. Kata dia, koalisi Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS bisa bubar jika Ali tidak berhati-hati dalam berbicara.
“Pokoknya bang Ahmad Ali ini tiap minggu ada terus nama baru keluar dari mulutnya. Lama-lama koalisi ini bubar karena pernyataan-pernyataannya,” ucap Jansen berseloroh.
Kata dia lagi, sudah ada tim dari tiga partai yang ditugasi membahas urusan capres dan cawapres. Jansen menyarankan, pihak-pihak yang memiliki ide soal cawapres pendamping Anies agar menyampaikan ke tim tersebut.
“Secara resmi sudah ada tim tiga partai yang kita bentuk untuk bahas ini. Jika ada usul nama, ide dan lain-lain sampai lewat itu. Bukan diumbar ke publik,” sindirnya.
Jansen berharap Koalisi Perubahan pengusung Anies Baswedan tertib, tidak boleh ada yang merasa paling mendominasi di dalam koalisi.
“Jadi mari kita kader tiga partai ini tertib komuikasi ke publik. Karena beda kursi Nasdem, Demokrat, dan PKS itu tipis-tipis aja sebenarnya: 59/54/50. Jadi jangan ada yang merasa sok paling mendominasi dengan terus buat pernyataan ‘sesuka pikirannya’. Marilah kita kurangi berpolemik agar koalisi ini kokoh!” tuturnya.
Pernyataan Wakil Ketua Umum Nasdem
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali menekankan pihaknya menghendaki cawapres pendamping Anies merupakan sosok yang berpengalaman di pemerintahan.
“Dalam konteks kepentingan internal Demokrat sah-sah saja. Semua partai masing-masing punya keinginan tentunya, keinginan itu nanti akan kita bicarakan di koalisi. Tapi hari ini kita belum bisa bicara persoalan itu,” kata Ali, Senin (16/1/2023).
Ali menegaskan, Nasdem tidak mengedepankan figur dalam menentukan cawapres pendamping Anies. Namun, mennurutnya, penentuan sosok cawapres harus fokus pada kriterianya.
“Nasdem setuju untuk mencari capres itu jangan mengedepankan figur, tapi kita betul-betul tentukan dulu kriteria yang disepakati bersama. Setelah itu kita cocokan dengan figur-figur yang ada,” imbuhnya.
Dia pun menyebut kriteria cawapres untuk Anies harus berpengalaman di pemerintahan. Dia tidak berharap sosok cawapres diperbolehkan belajar dulu saat terpilih menjadi pemimpinan nasional.
“Nasdem memastikan cawapres itu adalah orang yang berpengalaman di pemerintahan. Karena jika terpilih dia harus mampu membantu presiden dalam menggerakkan pemerintahan supaya terjadi siergitas, tidak perlu belajar dulu,” ujar Ali.
“Dan tentunya, figur cawapres itu harus berpotensi membawa suara, memberikan kemenangan, bisa diterima semua partai koalisi. Itu bagian penting yang menurut saya harus kita bicarakan agar koalisi berjalan mulus,” sambung Ali.
PKS Minta Demokrat Tidak Baper
Sementara itu, Juru Bicara PKS M Kholid merespon pernyataan Wakil Sekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon yang menyebut Koalisi Perubahan bisa bubar jika ada yang mendominasi. Kholid mengatakan dalam koalisi tidak boleh baperan.
“Enggak boleh baper, kita buat enjoy aja. Jangan dikit-dikit mengancam bubar, ancam batal. Semangatnya membangun titik temu. Sudah ada tim kecil yang menggodok dan menyelaraskan berbagai pandangan,” kata Kholid, Selasa (17/1/2023).
Menurut dia, dalam koalisi harus saling membangun semangat. Dia menilai koalisi terbentuk untuk berjuang bersama.
“Bagunya sih, narasinya yang asyik-asyik saja, karena kita kan mau berjuang bersama-sama, jadi harus dibangun semangat kebersamaan, bukan justru memperbesar perselisihan,” ujarnya.
PKS, kata Kholid, optimis dengan rencana Koalisi Perubahan. Menurutnya saat ini Koalisi Perubahan hanya tinggal satu langkah lagi.
“PKS optimis dengan rencana Koalisi Perubahan. Perjalanan sudah jauh, tinggal finishing taks. Ibarat mau cetak gol, umpan-umpan lambungnya sudah bagus, tinggal eksekusi tendangan ke gawang supaya gol. Perlu kesabaran, kedisiplinan dan akurasi yang tepat,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan