JAKARTA, Eranasional.com – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut dampak perang Hamas dan Israel dapat membangkitkan sel-sel teroris di Indonesia.

Kapolri menyampaikan itu saat Apel Kepala Satuan Wilayah (Kasatwil) Tahun 2023 yang dihadiri seluruh Pejabat Utama (Pju) Mabes Polri, Kapolda, hingga Kapolres seluruh wilayah Indonesia.

“Beberapa waktu lalu dampak dari perang Israel-Palestina juga membangkitkan sel-sel tidur yang terafiliasi dengan teroris, dan mau tidak mau kita tentunya harus waspada,” kata Jenderal Sigit di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (1/11).

Oleh sebab itu, dia mengaku telah memerintahkan seluruh anggotanya untuk mengantisipasi serang terror akibat peningkatan eskalasi tersebut.

Listyo juga memerintahkan jajarannya untuk menindak tegas seluruh potensi atau tanda-tanda gangguan keamanan, khususnya selama pelaksanaan Pemilu 2024.

“Tentunya kita siapkan di semua wilayah, kantong-kantong yang memang kita curigai banyak sel-sel tidur untuk betul-betul kita awasi secara ketat,” ujarnya.

“Itu menjadi bagian tugas kita. Mudah-mudahan semuanya bias kita laksanakan dengan baik dan semuanya bias berjalan dengan aman,” sambung Sigit.

104 Terduga Teroris Ditangkap

Densus 88 Antiteror telah menangkap 104 terduga teroris yang ditangkap pada periode Januari sampai Oktober 2023, di mana 59 di antaranya ditangkap pada bulan Oktober lalu.

“Sampai saat ini total terduga teroris yang ditangkap pada Januari hingga Oktober 2023 sebanyak 104,” kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar, Kamis (2/10/2023).

Menurut Aswin, jika dibandingkan pada 2021 dan 2022 di kurun waktu yang sama, Densus 88 menangkap 370 dan 248 terduga teroris.

“Terdapat tren penurunan kejadian teror dan pelaku tindak pidana terorisme dalam tiga tahun terakhir,” jelasnya.

Lanjut Aswin, pada 2021 terjadi enam kejadian teror, dan 2022 ada satu kejadian teror di Indonesia. Sementara, tahun 2023 hingga sekarang tidak terjadi satu pun kejadian teror.

Kata Aswin lagi, dalam penanganan terorisme di Indonesia, pihaknya melakukan tindakan preventif agar kejadian teror tidak terjadi di tahun 2023.

“Diharapkan tahun ini kita bisa menjaga agar negara kita bebas dari peristiwa teror,” imbuhnya

Selain itu, Aswin menyebut, tidak ada peningkatan eskalasi yang tinggi terhadap ancaman keamanan dalam negeri, khususnya dari kelompok teroris di Indonesia.

Menurut dia, tindakan penangkapan terhadap tersangka terorisme yang dilakukan merupakan bagian dari tindakan preentif dan preventif guna mencegah dan mengantisipasi adanya kejadian teror atau peningkatan ancaman teror.

Untuk diketahui, 59 tersangka teroris yang ditangkap di bulan Oktober 2023 terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. 19 di antaranya anggota kelompok Jamaah Islamiyah (JI) dan 40 lainnya adalah pengikut ISIS atau kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Menurut Aswin, teroris anggota JI berperan melakukan propaganda dan mengunggah konten radikal lewat media sosial. Sementara, teroris yang tergabung dalam JAD ingin mengganggu proses tahapan Pemilu 2024, serta merencanakan penyerangan kepada aparat Kepolisian.

Aswin menegaskan bahwa Densus 88 Antiteror tidak menoleransi ancaman sekecil apapun terhadap keamanan dalam negeri.

“Apalagi dalam situasi menjelang atau dalam rangkaian pesta demokrasi pemilu hari ini,” kata Aswin, Selasa (31/10) lalu. (*)