Menkes Budi juga menyoroti kekhawatiran efek jangka panjang yang kerap menjadi sorotan pihak kontra. Dirinya mengklaim riset pengendalian DBD dengan nyamuk ber-Wolbachia sudah melalui beragam tahapan ilmiah, bahkan sejak 2016.

Ada 24 pakar independen yang dilibatkan untuk menganalisis efek jangka panjang pelepasan nyamuk ber-Wolbachia, termasuk pakar di luar riset Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, yakni Universitas Indonesia (UI) , Institut Pertanian Bogor (IPB) , hingga Universitas Airlangga.

“Yang penting buat saya, penelitian ini sudah lama dilakukan. Semua tahapan-tahapannya nggak ada yang bypass, semua tahapan-tahapan ilmiah sudah diuji,” kata Budi Gunadi sembari menekankan kasus DBD di Yogyakarta menurun 77 persen secara keseluruhan pasca program ini diterapkan. (*)