Jakarta, ERANASIONAL.COM – Salah satu mantan tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dono Purwoko mengungkapkan menjadi pungutan liar (pungli) di Rutan KPK cabang Pomdam Jaya Guntur. Total uang yang telah ia bayarkan mencapai Rp 145 juta.

Hal ini terungkap dalam saat Dono dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan kasus dugaan pungli Rutan KPK di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (2/9/2024).

Dono merupakan Divisi Konstruksi VI PT Adhi Karya (Persero) periode 2011-2014. Dia ditahan KPK atas kasus kasus korupsi pembangunan gedung IPDN Sulawesi Utara.

Mulanya, Jaksa mengkonfirmasi keterangan Dono yang tertuang dalam berita acara pemeriksaan (BAP) terkait penyetoran uang pungli tersebut.

“Kalau BAP nomor 15, mohon izin Yang Mulia, bahwa saudara menerangkan rincian uang bulanan yang Saudara setor, melalui istri saudara. Istri saudara namanya siapa?” tanya jaksa.

“Novira,” jawab Dono.

“Novira Widayanti?” tanya jaksa mengkonfirmasi.

“Betul,” ujar Dono.

“Dengan transfer nomor 1 sampai 10: Pertama Rp 20 juta, kedua Rp 20 juta. Sampai ke-10: Rp 5 juta. Agustus 2022 dengan total Rp 145 juta. Betul segitu?” tanya jaksa.

“Iya, saya penuhi semua,” balas Dono.

Jaksa pun menanyakan alasan Dono rela mengeluarkan uang hingga ratusan juta Rupiah tersebut. Dono sendiri mengaku terpaksa memberikan uang itu.

“Kenapa saudara penuhi?” cecar jaksa.

“Saya hanya, tidak ingin terjadi di saya. Bahwa saya ini sedang mengalami atau menjalani proses hukum yang saya hadapi itu, saya cukup menyita pikiran saya, Pak. Sehingga saya tidak ingin apa-apa terjadi, saya penuhi, Pak,” ujar Dono.

“Dalam memberikan pemenuhan uang setiap bulannya tersebut, apakah Saudara merasa terpaksa atau dengan penuh keikhklasan?” tanya jaksa.

“Sekali lagi, saya ini kan pada kondisi yang tertekan, pada kondisi yang harus berpikir, konsentrasi menghadapi masalah hukum,” ungkap Dono.

“Permintaan-permintaan itu jumlahnya besar, Pak, saya tidak ada pilihan. Yang minta adalah yang mengawasi, yang mengawasi kami gitu. Maka enggak ada pilihan buat saya kalau tidak memenuhi itu. Ya saya terpaksa memberikan itu. Bagaimana? Gak ada pilihan lain, saya tidak ingin terjadi di saya,” tambah dia.