Gorontalo, ERANASIONAL.COM – Terduga teroris yang ditangkap du Gorontalo merupakan jaringan kelompok Al-Qaeda.

Pria berinisial YLK itu ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Setelah diselidiki identitasnya, ternyata yang bersangkutan bukan warga setempat. YLK disebut pendatang dari Pulau Jawa.

“Dia bukan orang Gorontalo, yang pasti beliau pendatang. Info yang kami dapat beliau orang Jawa,” ujar Kepala Desa Mongolato Yasir Hasania dikutip dari detikcom, Rabu 4 September 2024.

Pihaknya sudah mengecek data YLK di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gorontalo.

Dia menuturkan, YLK tidak pernah melapor selama menetap di Desa Mongolato.

“Saya tegaskan dan saya pastikan yang tertangkap yang disebutkan itu atau terduga itu yang dimaksud itu bukan warga atau penduduk yang tercatat di Desa Mongolato,” terang Yasir.

“Kami tidak mengetahui persis yang bersangkutan karena yang bersangkutan tidak pernah melapor, apalagi keluarga yang punya rumah tidak pernah melapor kalau ada pendatang,” sambungnya.

Yasir mengungkapkan YLK selama ini disapa Lucky namunya namanya kerap berganti.

Menurut Yasir, YLK tinggal di Desa Mongolato sekitar bulan Januari atau Februari 2024.

“Pemilik rumah menyampaikan ke saya, yang bersangkutan bernama Lucky dan namanya itu informasi saya dapat ganti-ganti nama lima sampai enam nama identitas,” beber Yasir.

Pihaknya akan lebih ketat lagi mendata orang baru yang tinggal di wilayahnya.

Dia juga berharap agar warganya tidak terpapar terorisme.

Sebelumnya diberitakan, Densus 88 Antiteror Polri menangkap terduga teroris berinisial YLK di Desa Mongolato, Kecamatan Telaga, Gorontalo pada Rabu 21 Agustus 2024.

Pelaku diduga terafiliasi dengan kelompok Al-Qaeda.

“YLK merupakan WNI yang bergabung dengan kelompok teror Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP) yang berencana melakukan aksi teror terhadap Bursa Efek Singapura pada tahun 2014,” kata Juru Bicara Densus 88, Kombes Aswin Siregar, Selasa 3 September 2024. []