Perusahaan tersebut bergerak di bidang financial technology (fintech) palsu dan judi online.

“KBRI Phnom Penh telah merespons laporan adanya 35 orang WNI yang terjebak di kawasan perusahaan fintech palsu dan judi online di Bavet, Provinsi Svay Rieng, Kamboja,” kata juru bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, Sabtu 25 Juni 2024 lalu.

Pihak KBRI Phnom Penh telah meminta bantuan kepada Kepolisian Svay Rieng Kamboja pada Sabtu 19 Juni 2024 lalu untuk menyelamatkan 35 WNI tersebut.

Saat ini Kepolisian Svay Rieng masih melakukan pendalaman. Informasi terakhir, lanjutnya, 7 dari 35 WNI tersebut telah meninggalkan Bavet.

“Sedang 28 WNI lainnya masih berada di Bavet, dan dalam monitoring Kepolisian Svay Rieng,” ucapnya.

Dia mengatakan KBRI Phnom Penh secara intensif terus memantau kondisi ke-28 WNI tersebut.

“Sejauh ini mereka dalam kondisi yang sehat dan tidak ada indikasi penganiayaan,” pungkasnya. []