Keseimbangan primer APBN Februari 2025 juga menurun, dengan surplus hanya Rp48,1 triliun, turun 49,37% (yoy) dari Februari 2024 yang mencapai Rp95,02 triliun.

“Kinerja APBN hingga Februari 2025 masih tertekan, melanjutkan tren dari Januari lalu. Tekanan ini harus diwaspadai, terutama di awal tahun seperti ini,” tegas Anis.

Ia mengingatkan pemerintah untuk lebih hati-hati dalam merumuskan kebijakan ekonomi, terutama yang berdampak langsung pada kondisi fiskal.

“Eksekutif perlu waspada dan cermat dalam mengambil langkah-langkah strategis. Jangan sampai kebijakan yang diambil justru memperburuk tekanan ekonomi yang sudah ada,” pungkasnya. []